Berawal Dari Bercanda, Balita Ini Injak-Injak Adiknya yang Masih Bayi. Peringatan Bagi Orang Tua
Kebahagiaan memang bisa datang dari mana saja. Bahkan candaan atau jokes receh saja bisa bikin kita ngakak dan nggak berhenti ketawa.
Semudah itu sebenarnya untuk bikin mood kita bagus. Nggak cuma melempar candaan-candaan lucu, tapi ada juga yang bahagia ketika berinteraksi dengan anak-anak, terutama-balita.
Mereka yang lucu, apalagi masih belum bisa apa-apa, memang menggemaskan dan bisa diuyel-uyel.
Kebahagiaan memang bisa datang dari mana saja. Bahkan candaan atau jokes receh saja bisa bikin kita ngakak dan nggak berhenti ketawa.
Semudah itu sebenarnya untuk bikin mood kita bagus. Nggak cuma melempar candaan-candaan lucu, tapi ada juga yang bahagia ketika berinteraksi dengan anak-anak, terutama balita.
Mereka yang lucu, apalagi masih belum bisa apa-apa, memang menggemaskan dan bisa diuyel-uyel.
Pengguna Facebook dengan akun bernama Mega Wati membagikan cerita yang sangat memilukan. Ia mengaku kalau ini terjadi di kompleks dekat rumahnya.
Mega menceritakan bahwa ada seorang balita berusia 4 tahun yang membunuh adik bayinya. Ia menginjak-injak tubuh sang adik hingga meregang nyawa.
Dan alasannya karena sang balita mengira ibunya lebih sayang pada adiknya. Hal itu juga disebabkan ketika ibunya hamil sang adik, balita tersebut mendengar kalau ayah-ibunya nanti nggak sayang lagi sama dia ketika si adik sudah lahir.
Dari saat sang ibu masih hamil, orang2 pada bilang ama si abang : ibu bapak kamu udah ga sayang ama kamu lagi, kan sudah ada adik baru. Karena terus menerus mendengar hal itu dan takut dibuang, terjadilah hal tersebut.
Mungkin pikirnya : sekarang aku ga akan dibuang karena sudah ga ada adik lagi.
Sekarang sang anak harus hidup sebagai orang yang membunuh adik kandungnya. Dan coba bilang, apa yang harus dilakukan sang ibu?
Setiap kali dia melihat anak laki2nya, dia akan mengingat anak perempuannya yang dibunuh anak laki2nya sendiri. Dan orang2 yang nakut2in anak laki2 itu ? Dapat gosip baru.
Apa susahnya bilang : ‘wah, HEBAT ya, kamu sudah mau jadi abang lho, jaga adikmu baik2 ya’ instead of ‘kamu itu udah ga disayang, udah mau dibuang, tuh udah ada dedek baru’
Sebaik apapun kamu, kalau mulutmu berbisa, kamu bukan orang baik. If you cannot say something good, then please don’t say anything at all.
Ternyata nggak cuma sekali insiden ini terjadi, beberapa warganet lain juga membagikan pengalaman mereka karena ulah bercandaan tersebut.
Beberapa warganet lain juga membagikan cerita mereka. Bahkan ada yang pernah mengalaminya sendiri. Hal tersebut terjadi karena sang kakak merasa cemburu pada adiknya yang baru lahir.
Mereka yang masih polos tersebut tentu nggak bakal mengerti kalau perbuatannya bisa menghilangkan nyawa seseorang, terlebih bayi.
Dan penyebab anak-anak ini cemburu tentu salah satunya karena ada omongan dari orang-orang sekitarnya bahwa nanti ia nggak bakal disayang lagi karena sudah ada sang adik yang akan menggantikan posisinya.
Anak-anak tentu nggak bisa membedakan mana yang candaan atau nggak, mereka percaya saja dengan apa yang ia dengar.
Jadi sudah kewajiban kita buat nggak melakukan ini lagi, meski cuma bercanda
Kita kerap kali lupa bahwa bercanda kita nggak sesuai pada tempatnya. Entah karena memang iseng belaka, atau memang nggak peduli dengan siapa kita bercanda, dampak yang diakibatkan kadang ngga main-main.
Mulai dari ada yang sakit hati karena tersinggung, sampai ada korban meninggal seperti ini.
Mirisnya, hingga kini masih ada di antara kita atau lingkungan kita yang bercanda sejauh itu pada anak-anak.
Memang maksudnya hanya menggoda sang anak, tapi nggak jarang hal tersebut dipercaya oleh sang anak sendiri sehingga ia nggak terima dengan keberadaan sang adik.
Dan ketika orang tua lengah, mereka pun mulai melampiaskan rasa kesal mereka karena benar-benar merasa kalau akan digantikan oleh sang adik.
Kita lupa kalau mereka itu sangat polos dan lugu. Masih belum bisa membedakan mana yang bercanda dan serius.
Seperti kata Mega Wati dalam unggahannya:
Sebaik apapun kamu, kalau mulutmu berbisa, kamu bukan orang baik. If you cannot say something good, then please don’t say anything at all.
Jadi, yuk, mulai sekarang semakin dijaga omongannya, termasuk yang katanya bersifat bercanda itu.
Sumber: bacaintisari.blogspot.com
Semudah itu sebenarnya untuk bikin mood kita bagus. Nggak cuma melempar candaan-candaan lucu, tapi ada juga yang bahagia ketika berinteraksi dengan anak-anak, terutama-balita.
Mereka yang lucu, apalagi masih belum bisa apa-apa, memang menggemaskan dan bisa diuyel-uyel.
Kebahagiaan memang bisa datang dari mana saja. Bahkan candaan atau jokes receh saja bisa bikin kita ngakak dan nggak berhenti ketawa.
Semudah itu sebenarnya untuk bikin mood kita bagus. Nggak cuma melempar candaan-candaan lucu, tapi ada juga yang bahagia ketika berinteraksi dengan anak-anak, terutama balita.
Mereka yang lucu, apalagi masih belum bisa apa-apa, memang menggemaskan dan bisa diuyel-uyel.
Pengguna Facebook dengan akun bernama Mega Wati membagikan cerita yang sangat memilukan. Ia mengaku kalau ini terjadi di kompleks dekat rumahnya.
Mega menceritakan bahwa ada seorang balita berusia 4 tahun yang membunuh adik bayinya. Ia menginjak-injak tubuh sang adik hingga meregang nyawa.
Dan alasannya karena sang balita mengira ibunya lebih sayang pada adiknya. Hal itu juga disebabkan ketika ibunya hamil sang adik, balita tersebut mendengar kalau ayah-ibunya nanti nggak sayang lagi sama dia ketika si adik sudah lahir.
Dari saat sang ibu masih hamil, orang2 pada bilang ama si abang : ibu bapak kamu udah ga sayang ama kamu lagi, kan sudah ada adik baru. Karena terus menerus mendengar hal itu dan takut dibuang, terjadilah hal tersebut.
Mungkin pikirnya : sekarang aku ga akan dibuang karena sudah ga ada adik lagi.
Sekarang sang anak harus hidup sebagai orang yang membunuh adik kandungnya. Dan coba bilang, apa yang harus dilakukan sang ibu?
Setiap kali dia melihat anak laki2nya, dia akan mengingat anak perempuannya yang dibunuh anak laki2nya sendiri. Dan orang2 yang nakut2in anak laki2 itu ? Dapat gosip baru.
Apa susahnya bilang : ‘wah, HEBAT ya, kamu sudah mau jadi abang lho, jaga adikmu baik2 ya’ instead of ‘kamu itu udah ga disayang, udah mau dibuang, tuh udah ada dedek baru’
Sebaik apapun kamu, kalau mulutmu berbisa, kamu bukan orang baik. If you cannot say something good, then please don’t say anything at all.
Ternyata nggak cuma sekali insiden ini terjadi, beberapa warganet lain juga membagikan pengalaman mereka karena ulah bercandaan tersebut.
Cerita tersebut tentu saja menyayat hati, terutama bagi para orang tua. Dan nyatanya, nggak cuma sekali itu saja kejadian yang diakibatkan oleh candaan tersebut terjadi.
Beberapa warganet lain juga membagikan cerita mereka. Bahkan ada yang pernah mengalaminya sendiri. Hal tersebut terjadi karena sang kakak merasa cemburu pada adiknya yang baru lahir.
Mereka yang masih polos tersebut tentu nggak bakal mengerti kalau perbuatannya bisa menghilangkan nyawa seseorang, terlebih bayi.
Dan penyebab anak-anak ini cemburu tentu salah satunya karena ada omongan dari orang-orang sekitarnya bahwa nanti ia nggak bakal disayang lagi karena sudah ada sang adik yang akan menggantikan posisinya.
Anak-anak tentu nggak bisa membedakan mana yang candaan atau nggak, mereka percaya saja dengan apa yang ia dengar.
Jadi sudah kewajiban kita buat nggak melakukan ini lagi, meski cuma bercanda
Kita kerap kali lupa bahwa bercanda kita nggak sesuai pada tempatnya. Entah karena memang iseng belaka, atau memang nggak peduli dengan siapa kita bercanda, dampak yang diakibatkan kadang ngga main-main.
Mulai dari ada yang sakit hati karena tersinggung, sampai ada korban meninggal seperti ini.
Mirisnya, hingga kini masih ada di antara kita atau lingkungan kita yang bercanda sejauh itu pada anak-anak.
Memang maksudnya hanya menggoda sang anak, tapi nggak jarang hal tersebut dipercaya oleh sang anak sendiri sehingga ia nggak terima dengan keberadaan sang adik.
Dan ketika orang tua lengah, mereka pun mulai melampiaskan rasa kesal mereka karena benar-benar merasa kalau akan digantikan oleh sang adik.
Kita lupa kalau mereka itu sangat polos dan lugu. Masih belum bisa membedakan mana yang bercanda dan serius.
Seperti kata Mega Wati dalam unggahannya:
Sebaik apapun kamu, kalau mulutmu berbisa, kamu bukan orang baik. If you cannot say something good, then please don’t say anything at all.
Jadi, yuk, mulai sekarang semakin dijaga omongannya, termasuk yang katanya bersifat bercanda itu.
Sumber: bacaintisari.blogspot.com
0 Response to "Berawal Dari Bercanda, Balita Ini Injak-Injak Adiknya yang Masih Bayi. Peringatan Bagi Orang Tua"
Posting Komentar